Senin, 02 Desember 2013

Sejarah Sultan Bacan Muchsin Oesman Syah



Pulau Batjan (Bacan)
Data kesejarahan para Sultan Bacan sebelum abad ke-19 memeang sulit ditemukan, karena jarang tertuang dalam rekaman-rekaman sejarah. Baru pada perempatan kedua abad ke-19 yakni sejak 1826 data tertulis yang member informasi tentangnya dapat ditemukan. Dalam berbagai informasi kesejarahan ini disebutkan bahwa setelah Sultan Kamarullah, berkuasa di Bacan Sultan Muhammad Hayatuddin Syah (1826-1862), yang digantikan Sultan Muhammad Sadik Syah (1862-1889). Antara 1889 hingga 1900 terdapat kevakuman kekuasaan di Bacan. Setelah itu, berkuasa Sultan Muhammad Oesman Syah (1900-1917).
Ketika Sultan Muhammad Oesman Syah meninggal, beliau digantikan oleh Sultan Dede Muchsin Oesman Syah yang berjiwa kerakyatan dan sangat merakyat dalam pergaulannya. Beliau adalah Residen terakhir Maluku Utara, sebelum keresidenan ini diturunkan statusnya menjadi kabupaten. Sultan dede Muchsin Oesman Syah adalah salah satu pejuang Propinsi Maluku Utara. Berdasarkan Keputusan Musyawarah Besar Rakyat Maluku Utara pada tahun 1967, Sultan Bacan ini memimpin sebuah delegasi yang terdiri dari lima orang untuk memperjuangkan Maluku Utara menjadi Propinsi. Lima orang delegasi tersebut adalah :
1.     Sultan Dede Muchsin Oesman Syah (Ketua)
2.    Juru bicara delegasi (tidak disebutkan namanya)
3.    Mukhtar Mustafa
4.    Oie Tjoe Haw
5.    Let.Kol. Suwignyo
Dalam sejarah kerajaan-kerajaan di Maluku, Bacan digelari sebagai dehe ma-kolano atau “Penguasa atas Jazirah paling ujung”. Hal ini disebabkan letaknya di bagian paling selatan bila pulau-pulau Maluku dipandang dari Utara. Walaupun Bacan tidak terlalu menonjol perannya dalam percaturan politik regional dibandingkan dengan Ternate dan Tidore, tetapi Kesultanan Bacan mempunyai kelebihan yaitu dapat mempertahankan kedaulatan dan integrasinya ketika kesultanan-kesultanan tetangga menghadapi masalah tersebut. Ketika Spanyol menyerbu Bacan oada 1611, Bacan berhasil mempertahankan diri dari serbuan tersebut. Ketika Gubernur Portugis Antonio Galvao berencana menyerbu, Bacan berhasil membawa Galvao ke meja perundingan untuk menandatangani perjanjian perdamaian tanpa pertumpahan darah.
Peta Propinsi Maluku Utara

















sumber-sumber
Galvao Antonio, Op.cit.p.267
Amal, M. Adnan, KEPULAUAN REMPAH-REMPAH,Cetakan I, Agustus 2007, Nala Cipta Litera