Pulau Batjan (Bacan) |
Data kesejarahan para
Sultan Bacan sebelum abad ke-19 memeang sulit ditemukan, karena jarang tertuang
dalam rekaman-rekaman sejarah. Baru pada perempatan kedua abad ke-19 yakni
sejak 1826 data tertulis yang member informasi tentangnya dapat ditemukan. Dalam
berbagai informasi kesejarahan ini disebutkan bahwa setelah Sultan Kamarullah,
berkuasa di Bacan Sultan Muhammad Hayatuddin Syah (1826-1862), yang digantikan
Sultan Muhammad Sadik Syah (1862-1889). Antara 1889 hingga 1900 terdapat
kevakuman kekuasaan di Bacan. Setelah itu, berkuasa Sultan Muhammad Oesman Syah
(1900-1917).
Ketika Sultan Muhammad Oesman
Syah meninggal, beliau digantikan oleh Sultan Dede Muchsin Oesman Syah yang
berjiwa kerakyatan dan sangat merakyat dalam pergaulannya. Beliau adalah
Residen terakhir Maluku Utara, sebelum keresidenan ini diturunkan statusnya
menjadi kabupaten. Sultan dede Muchsin Oesman Syah adalah salah satu pejuang
Propinsi Maluku Utara. Berdasarkan Keputusan Musyawarah Besar Rakyat Maluku
Utara pada tahun 1967, Sultan Bacan ini memimpin sebuah delegasi yang terdiri
dari lima orang untuk memperjuangkan Maluku Utara menjadi Propinsi. Lima orang delegasi
tersebut adalah :
1.
Sultan Dede Muchsin Oesman Syah (Ketua)
2.
Juru
bicara delegasi (tidak disebutkan namanya)
3.
Mukhtar
Mustafa
4.
Oie
Tjoe Haw
5.
Let.Kol.
Suwignyo
Dalam sejarah
kerajaan-kerajaan di Maluku, Bacan digelari sebagai dehe ma-kolano atau “Penguasa
atas Jazirah paling ujung”. Hal ini disebabkan letaknya di bagian paling
selatan bila pulau-pulau Maluku dipandang dari Utara. Walaupun Bacan tidak
terlalu menonjol perannya dalam percaturan politik regional dibandingkan dengan
Ternate dan Tidore, tetapi Kesultanan Bacan mempunyai kelebihan yaitu dapat
mempertahankan kedaulatan dan integrasinya ketika kesultanan-kesultanan
tetangga menghadapi masalah tersebut. Ketika Spanyol menyerbu Bacan oada 1611,
Bacan berhasil mempertahankan diri dari serbuan tersebut. Ketika Gubernur
Portugis Antonio Galvao berencana menyerbu, Bacan berhasil membawa Galvao ke
meja perundingan untuk menandatangani perjanjian perdamaian tanpa pertumpahan
darah.
Peta Propinsi Maluku Utara |
sumber-sumber
Galvao Antonio, Op.cit.p.267
Amal, M. Adnan, KEPULAUAN REMPAH-REMPAH,Cetakan I,
Agustus 2007, Nala Cipta Litera